Musim penghujan di kepulauan Krakatau berlangsung selama bulan
Desember-April dengan curah hujan tahunan rata-rata 2.260 mm. Suhu
udara relatif konstan, dimana suhu rata-rata tertinggi terjadi pada
bulan Oktober (28,27°C) dan suhu terendah terjadi pada bulan Juli dan
Nopember (26,9°C). Berdasarkan data iklim dari stasiun pengamat cuaca
terdekat yaitu Kalianda, tipe iklim di daerah tersebut menurut
klasifikasi Schmith dan Ferguson (1952) termasuk daerah tipe iklim B
dengan nilai Q= 29,4 namun menurut klasifikasi Koppen, iklim di daerah
tersebut digolongkan ke dalam tipe A. Berdasarkan data stasiun
pengamatan Branti, musim kemarau berlangsung selama bulan Juli sampai
Oktober. Pada bulan-bulan tersebut kelembaban udara mencapai 70-81%,
sedang kelembaban udara tertinggi diperoleh pada bulan Desember yaitu
85 %.
Cuaca buruk sering terjadi pada bulan-bulan Desember sampai Pebruari. Pada saat itu angin bertiup kencang disertai gelombang yang tinggi sehingga sering mengakibatkan terjadinya kecelakaan di laut. Angin barat membawa uap air/hujan dari Samudera Hindia dan angin timur membawa udara kering dari Australia, menimbulkan gelombang laut yang mampu mengikis pantai terutama pulau Sertung dan Anak Krakatau. Perubahan pola iklim dan cuaca di kawasan Krakatau juga dipengaruhi oleh arah datangnya angin. Pada musim angin barat bertiup, kawasan Krakatau mengalami musim hujan dan sebaliknya.
Cuaca buruk sering terjadi pada bulan-bulan Desember sampai Pebruari. Pada saat itu angin bertiup kencang disertai gelombang yang tinggi sehingga sering mengakibatkan terjadinya kecelakaan di laut. Angin barat membawa uap air/hujan dari Samudera Hindia dan angin timur membawa udara kering dari Australia, menimbulkan gelombang laut yang mampu mengikis pantai terutama pulau Sertung dan Anak Krakatau. Perubahan pola iklim dan cuaca di kawasan Krakatau juga dipengaruhi oleh arah datangnya angin. Pada musim angin barat bertiup, kawasan Krakatau mengalami musim hujan dan sebaliknya.